gamang. kosong, sendiri.
sudah malam. waktunya memasuki sisi kehidupan yang laen. tapi langkah masih terhenti.
akhir bulan yang buruk. tapi demi bulan baru yang lebih baik, aku rela merendahkan standardku dan merevisi kesimpulan di atas dengan bilang “akhir bulan yang tidak terlalu buruk.”.
sudah malam. waktunya menutup sisi kehidupan ini dan membuka sisi kehidupan yang lain tapi angan masih terpaku. dan langkah masih belum beranjak dari titiknya. diam.
jemari gemetar. hanya karena satu asa. tergugu. dan terpaku menatap satu titik tanpa bisa berbicara. hanya diam. bersatu nafas dengan asa. dan tetap terdiam.
gelap. tertutup. sendiri. kosong.
di mana lilin itu berada? apakah aku memadamkannya? kenapa aku memadamkan satu-satunya cahaya keemasan penerang jalanku? takutkah aku akan terbakar? bukankah aku sudah terbakar? kenapa aku masih takut?
aku tidak mengerti. benar-benar tidak mengerti.
dan kamu. yang menertawakan aku.
apa yang lucu? aku tidak sedang melucu.
kamu tertawa atas apa? kegamanganku? kenapa kamu menertawakannya? bukankah kamu sedang gamang pula? kegamangan yang sama denganku. bahkan melebihiku.
lihatlah tali ini. tali yang berusaha kamu samarkan untuk mengikatku. bukankah ini bukti kegamanganmu? dan kamu tetap menertawakan aku.
aku tidak mengerti. dan benar benar tidak mengerti.
sudahlah. otakku terlalu penuh hingga untuk mengetikkannya pun aku kesulitan. semua kata itu bercampur aduk di otakku dan mereka kesulitan untuk menemukan pintu keluarnya.
aku bingung dan kamu tidak membantuku sama sekali dengan semua kebingunganku ini. semakin lama aku hanyalah semakin merasa pekatnya egomu dan aroma egomu menyesatkan dan menyesakkan aku.
and i already give up for everything in you.
tahukah kamu, bagi aquarians kata “menyerah” adalah haram. tapi kamu sukses membuat aku menelan mentah kata haram tersebut.
malam ini, lagi-lagi aku menyadari keterpurukanku.
sadar untuk yang kesekian kalinya.
terima kasih untuk kamu. yang selalu membuat aku merasa sebagai manusia tanpa sayap.
drop me a line or two ;)