Archive for December 4th, 2007

hujan.

apa? kamu bilang apa?

berteriaklah, jangan malu, biar seisi dunia ikut mendengarnya… kumohon.

iya, sekarang hujan. dan rintik airnya keras menerpa kaca ini

but i’m okay, i really am.

air hujan itu tidak akan menyakitiku, tidakkah kamu bisa melihat aku dibalik kaca ini

i’m okay, i really am.

aku aman, berada di kotak kecil ini.

oh well… mungkin kamu tidak bisa melihatku.

Advertisement

*mengerutkan kening*

aneh.

setelah berekspresi apa adanya. setelah kata teman “jujur terhadap hati dan orang lain”. setelah “tidak pretending”. kok yang ada aku malah merasa sangat bersalah yak?

salah karena marah?

er… *berpikir*

marahku tidak membabi buta. emosiku terkendali. aku straight to the point dan tidak merembet ke sana ke mari. aku fokus pada apa yang aku permasalahkan dan apa yang ingin aku sampaikan, kenapa aku merasa perlu untuk marah.

dan rasanya pesanku tersampaikan. tidak menjadi debat adu kusir tanpa juntrungnya. selesai. titik. tidak bergeser ke masalah masalah lain yang tidak penting dan tidak perlu aku permasalahkan. cukup hanya satu masalah yang menggangguku. dan hanya itu.

tapi kok…

setelah selesai marah dan menyampaikan keberatan, aku malah jadi berasa bersalah yak?

yang ada aku merasa sangat bersalah karena sudah jujur.

aneh.

yang ada aku jadi merasa sebenernya gag perlu marah marah tadi. gag perlu bukan karena masalahnya tersebut gag penting untuk aku permasalahkan. bukan juga karena aku gag perlu mengutarakan hal yang menggangguku. tapi lebih karena… *berpikir*… gag perlu karena seharusnya bisa aku pikir sendiri, bisa aku redam sendiri, bisa aku netralkan sendiri?!

i can do it by my self!

wohoo… sombongnya diriku!

ya iya siyh, bisa saja aku diamkan saja. dan pasti bisa aku selesaikan sendiri. secara tidak ada apapun yang kita hadapi yang melampaui batas kemampuan maksimal kita, bukan?

tapi… apa ya bener jika aku menyelesaikannya sendiri?

satu. karena aku jadi berbohong terhadap diriku sendiri, berbohong terhadap orang lain.

dua. karena aku jadi egois dan mempelajari satu pembelajaran itu sendirian. aku tidak mengijinkan orang lain untuk ikut belajar.

tiga. karena aku jadi mempersulit hidupku sendiri dan membuat lebih mudah hidup orang lain dengan mengorbankan hidupku sendiri.

empat. semua pihak tidak akan belajar hal baru. setidaknya belajar menghadapi masalah seperti ini, bagaimana merespons aksiku dan bagaimana aku mengendalikan diriku serta bagaimana aku bereaksi atas reaksi orang laen tersebut.

lima. again… aku pretending.

enam. orang lain akan tidak bisa melihat “jeleknya” aku ketika sedang marah.

tujuh. dan aku rasa masih banyak alasan bagus laennya yang membuat acara marah-marahku tadi siang adalah wajar dan ada baiknya juga.

bukan. ini bukan pembenaran atas marah-marahku tadi. aku hanya bingung dan merespons secara alami atas perasaan bersalahku karena sudah jujur dan berekspresi apa adanya.

hmph… emang susah ya untuk berubah… susah banget 😐 .

dan insyaALLAH semua masih bisa dikendalikan.

baidewei, makasih untuk kritikan pedasnya temans…

aku senang karena pendapat kalian tentangku banyak yang buruk dan kalian mengucapkannya dengan lugas tanpa muatan emosi. sekedar feedback saja untukku, kalian bilang begitu.

dan ya, aku tidak merasakan adanya “muatan negatif” dari setiap ucapan kalian, temans…

rasanya senang karena masukan dari kalian membuat aku semakin sadar diri dan juga karena aku jadi tahu, meskipun aku sejelek apa yang kalian bilang, kalian tetep berteman baik denganku tanpa kedok palsu dan bermanis muka ke aku.

setidaknya aku semakin bisa melihat betapa tulusnya kalian untuk berteman denganku dan betapa kalian bisa menerima aku apa adanya tanpa pemaksaan bagiku untuk berubah. bukankah itu arti sesungguhnya dari berteman dan menerima apa adanya?

sungguh, bagiku lebih indah ketika mengerti betapa kalian tidak terbutakan oleh “rasa sayang” kalian padaku dan bisa melihat hal-hal buruk padaku dan tetap menerimaku daripada kalian hanya melihat hal baik padaku karena jika kalian hanya melihat hal baik padaku, aku mengartikannya bahwa kalian telah terbutakan oleh “rasa sayang” ke aku.

dan aku masih merasa aneh karena marah marah

😛

memang susah ya kalo udah tercetak sebagai cewek yang baik hati *tetep narsis 😀 *

eniwei, have a great day epriwan…

beautiful pic

got this luvly-nice-beautiful pic from my dearest friend, Dina *dadah byubye ke si ibu 😀 *

jalan dan aku kangen petualanganku ketika aku masih di Semarang.

i do really miss it.

beneran!

bete.

er…

bete!

dan bener-bener bete!

ternyata susah membuat orang mengerti bahwa becandaannya garink, gag lucu dan somehow selalu sukses membawa aku ke area gelap.

and it hurts.

jadi?

aku bete!

jalan pulang itu.

I’m a slow motion accident

Lost in coffee rings and fingerprints

I don’t wanna feel anything but I do

And it all comes back to you

~~

aku tidak tahu, kamu yang sok tidak mengerti, kamu yang benar-benar tidak mengerti, kamu yang hanya berpura-pura tidak mengerti, atau aku yang tidak mengerti.

now tell me, where my way back to go home is…

meeting? makanan apa pula itu?!

how i hate being secretary adalah seperti saat-saat ini!

meeting without knowing what it’s all about. hanya duduk manis dan menjadi pajangan serta tidak bisa melakukan hal-hal laen kecuali hanyalah taking a note.

lalu ditanyai pendapatku? oh my God! Dear Boss, you do aware meeting ini sama sekali tidak saya prepare dengan baik tokh? saya bahkan sama sekali tidak tahu bahwa hari ini akan ada meeting dan ada 3 aliens yang akan saya hadapi! siapa 3 orang yang duduk di depan ini?! dari instansi mana?

huh!  you make me feel soooooo stupid! for just smiling!

okay, i’ll take a note!

that’s it!

nothing.

the whole thing is nothing.

just nothing.

rite?

just step by step, one by one, and then voila! nothing!