sms jaman dulu dari seorang teman yang memperhatikan kehidupanku:
“inget umur ya bu. itu si A pan demen imas, kenapa didiemin aja? si A baik juga orangnya. dicoba aja, gag rugi kan? syukur kalo jodoh.”
dan beberapa sms senada laennya dengan bahasa yang lebih alus maupun lebih menohok dengan inti nasehat yang sama.
dan lalu sms pagi ini, dari seorang ibu muda yang juga sangat menyayangi dan perhatian padaku:
“segera cari donk, ingat umur. jangan terlalu pilih-pilih.”
hmm… memangnya aku berkesan terlalu picky kah?
aku tidak mematok cowokku untuk berwajah seperti pierce brosnan

atau minimal orlando bloom,

tidak juga berbody seperti brad pitt,

atau dengan tingkat intelektualitas seperti russel crowe

dalam perannya di beautiful mind. tidak. aku tidak mematok cowok dengan kriteria di atas. kalaupun dikasih, maka itu adalah nilai lebih dari si cowok tapi tidak akan pernah membuat nilai tersebut menjadi palu final decisionku.
ah, kenapa berat buat memulai topik ini ya? rasanya riskan, terlalu bermimpi, omong omdo doang!
er… aku hanya sedikit terganggu dengan semua perhatian di atas.
dalam “memegang” hati dan mimpi serta harapan orang lain dan diriku sendiri, aku tidak mau gegabah. tidak ada aji mumpung, tidak ada jurus mencoba, tidak juga tebak tebak buah manggis.
semua perlu niat, keinginan, rasa, kejernihan, keikhlasan, ketulusan yang amat sangat super duper mega ultra megaloman besar dan kuat sekali banget!
ah, still aku tidak merasa nyaman untuk membahas semua kejadian terkait hal ini di kurun waktu belakangan ini.
yang aku tahu, sebelum aku bisa dan mampu memegang hati, harapan, mimpi dan masa depan orang lain maka aku harus menyembuhkan diriku sendiri tanpa bantuan orang laen tersebut.
jadi maaf, bukan aku picky atau kriteriaku terlalu perfect (bahkan aku tidak merasa mempunyai kriteria dalam hal ini), aku hanya ingin sembuh lebih dahulu.
that’s all.
but, thank you anyway untuk semua perhatiannya.
er… satu bonus buat mata deyh 😀

baidewei, Tuhan… tetapkan ini jalanku dengan cara sesakit ini jika memang ini yang terbaik untukku. meskipun sakit dan seberat ini tapi jika memang KAMU memberikannya ke hadapanku maka itu berarti aku akan bisa menerima dan menghadapinya, bukan?
it’s ok Tuhan jika sesakit ini, meskipun rasanya seperti terjun ke jurang dalam dari atas puncak gunung daripada mendaki bukit curam dan setiap 10 langkah yang aku buat, KAU selalu menyuruhku mundur 8 langkah.
sakit dan rasanya semua hancur hingga berkeping keping dan berdarah total tapi setidaknya aku jadi benar-benar melihat bahwa tubuhku terluka dan aku tau masing-masing bagian yang terluka parah, bukan seperti selama ini yang terluka parah tapi luka dalam sehingga aku kesulitan untuk mendeteksi di bagian mana saja yang terluka parah.
anyhow, Tuhan… terima kasih, selalu ada segi positifnya, bukan? all i need is waiting.
Tuhan… sakit! sakit sekali! but’ i’ll be just fine tokh? because i got YOU all my life.
Tuhan…………
drop me a line or two ;)