*baru balik dari kamar mandi*
ternyata jelek banget kalo aku udah dalam kondisi underpressure.
yang jelas:
- pola makan kacau
- pola tidur kacau
- pusing
- amne siah semakin parah
- linglung
- semakin tidak bersahabat dengan angka, eh masa’ yak tadi… 5×12 aja aku perlu pencet kalkulator di hp! huh! gag keren!
- tangan semakin tidak terkontrol 😐
- secara gag sadar suka merusak diri 😐
- semakin gemar lost fokus, diajak ngobrol si bos tentang A, aku bilang J, si bos bengong ngeliatin aja dan aku juga bengong ngeliat si bos yang bengong ngeliatin aku yang bengong er… *redundant infinite*
- males buat berdiam diri
- suka gag sadar diri
- selera becanda yang semakin parah
- gag merasa kalo tubuh ada yang sakit
- suka lupa akan janji
- lemoooot semakin parah
- suka lost garis mati 😀
- hobi menangis
- dan masih banyak kekacauan yang lainnya!
apalagi periode underpressure sekarang juga bersamaan dengan masa-masa PMS!
wogh!… amit-amit deyh parahnya!
banget!
banget!
banget!
jika tanpa PMS, skala keparahan adalah di angka 4 dari skala 1 hingga 10, maka jika ditambah PMS jadi berada di skala 30! yang mana adalah amat sangat teramat parah sekali banget super duper mega ultra megaloman!
😐
hey! i’m not proud of it!
*sigh*
it’s okay… walopun daya tahan tubuh semakin melemah tapi masih cukup bisa bertahan untuk menghadapi dan insyaALLAH menyelesaikan satu persatu.
sebentar lagi idul adha, maka berarti setidaknya hari H, final Day, untuk menyelesaikan satu masalah akan segera aku hadapi karena aku harus pulang tokh? dan bertemu dengan orang rumah, berbicara dan meminta mereka mendengarkan aku.
masalahnya sekarang, aku punya rasa sayang yang sangat besar untuk mereka yang bisa membuat aku tidak mendengarkan hati, mengesampingkan otak dan menerima apapun keputusan mereka untuk masa depanku.
apalagi sejauh aku inget, dari semenjak aku kecil, keputusan penting tentang hidupku biasanya adalah tidak dari tanganku sendiri.
so?
kurasa aku mengandalkan beberapa orang sahabat untuk mengingatkan aku tentang mendengarkan hatiku.
bukan begitu bukan ibu berdua di sana?
semoga… 😐
seperti yang dulu aku pernah bilang nun, “aku tidak bermasalah dengan perjodohan. tapi aku tidak mau dipaksa.” dan untuk sekarang, aku blom bisa menerima hal tersebut. tidak sebelum aku yakin bahwa the next guy yang aku terima nanti adalah bukan sebagai pengganti/pengobat tapi memang karena aku mau dan ingin menerimanya.
semoga pemikiran tersebut bisa diterima semua pihak.
aku yakin Tuhan Maha Baik.