Menurut oknum L*lis, pernikahan itu adalah wanita dan laki-laki dipertemukan jadi satu trus punya sebuah keluarga, punya anak, punya hidup sendiri di luar keluarga kandung jadi bener-bener mandiri. usaha punya keluarga, mengatur ekonomi, hidup bareng orang laen.
Menurut bruder, pernikahan adalah membuat suatu ikatan dari yang berserakan trus dilengkapi dengan komitment yang jelas, dilakukan dengan sadar, di mana harus ada cinta, kasih sayang yang tulus dari dasar hati.
Menurut oknum Di*a, pernikahan adalah anugrah karena kita menghadapi hidup bersama seorang teman.
Menurut oknum Yas*r, pernikahan adalah lebih dari penyatuan dua diri bahkan lebih dari penyatuan dua keluarga, lebih dari sekedar cinta yang membuat kita meledak-ledak, dan juga lebih dari penyempurna hidup. dan yang paling penting pernikahan itu adalah sunnah yang gag suka sunnah Nabi bukan golongan Nabi dan artinya dia gag bisa ikutan masuk surga bareng-bareng orang mukmin yang laen (ekstrim gag siyh!). orang yang sudah nikah tingkatan ibadanya lebih tinggi daripada yang belom, setingkat lebih tinggi dari pembujang lantaran cobaannya lebih banyak dan komples karena makin tinggi po’on makin kencang tinggi anginnya.
Menurut oknum Nug*e, pernikahan adalah ikatan sebuah kehidupan antara pria dan wanita bukan muhrim untuk memenuhi perintah agama. ikatan dua hati pria dan wanita untuk saling menjaga dalam lingkungan yang dihalalkan. ikatan pria dan wanita, melebihi hubungan apapun, yang haram jadi halal, proses menjaga hati dan kepercayaan. ya pada intinya, pernikahan itu merupakan perwujudan tanggung jawab seorang pria atas wanita yang dicintainya.
Menurut oknum yang sudah 15 tahun menikah dan dikarunia 3 krucils *waving hands ke mba 😀 *, pernikahan adalah persatuan dua pribadi dalam satu ikatan dengan pola kehidupan baru sesuai dengan prinsip dan keyakinannya dan tergantung kedua belah pihak akan membuat pola di mana satu pihak kuat dan satu pihak lemah atau kedua belah pihak bersinergi.
wow!
sebenernya berniat menanyakan ke ortu karena pingin mengumpulkan pendapat dari beberapa generasi. setidaknya pendapat di atas sudah sedikit mewakili dari generasi adikku, generasiku, dan generasi kakakku.
jadi mungkin nanti bakal di-update atau malah ada part deuxnya.
huff…
pernikahan. hm… bener-bener a topic that oh so my our age, bukan? 😛
menghadap ke kiri, “kapan nikahnya?”
balik kanan, “lho, kok blom prepare buat segera nikah?”
nyungsep di bawah, “eh, kupikir sudah nikah, belum tokh? jadi kapan?”
mendongak ke atas, “nikah euy, nikaaahhh! kapan?”
serong ke tenggara, “hun, nikah yuk?”
*ketok-ketok meja*
pernikahan.
yah, oke… merupakan persatuan dari 2 paket individu dengan segala complexity-nya.
pernikahan.
dua menjadi satu yang tetap dua.
pernikahan.
kesediaan untuk berdua, setiap detik/menit/jam/hari/minggu/bulan/tahun/abad 😀 beriringan dengan orang yang sebelumnya asing menjadi harus mengikutkan sosok tersebut dalam semua langkah dan aspek.
pernikahan.
kesediaan untuk meleburkan ego.
pernikahan.
kompromi, komitment, penerimaan, kesabaran, pengertian, penghargaan.
er… iya, ya my long complex way, again 😛 .
drop me a line or two ;)