oalah aguus… agus!

another story to tell…

bukan cerita penting (i’ve warned you lhoh ya)

jadi gini, bu…

rumah orang tuaku di desa, diapit oleh sebuah masjid di sisi baratnya dan sebuah jembatan di sisi timur. jarak antara masjid ke jembatan itu sekitar 500 meter.

antara rumah orang tua ke masjid mostly adalah rumah kosong yang sudah setengah menjelma menjadi kebon tak terawat.

antara rumah orang tua ke arah jembatan penuh berisi rumah-rumah yang padat dan tanpa jeda.

itu semua terletak di pinggir jalan raya yang super rame (karena merupakan jalur alternatif rute madiun – malang).

terbayang tokh? rame lalu lalang kendaraan tapi sepi manusia.

tetep terbayang kan ya?

aku tau “dunia lain” itu ada, dan dari jaman kuda gigit besi dulu pun sudah sering terdengar cerita ini itu. i know dan gag komplain.

hingga beberapa hari yang lalu…

“ya memang ada, daerah kuasanya dari masjid hingga jembatan timur itu. bukan jenisnya jin tapi gendruwo. kalau mau siyh bukan diusir tapi dipindah rutenya.”

eh bo’! gag perlu dibilang sejelas itu mah sini udah ngerasa banget ada “sesuatu” yang hobi nemenin kita di situ. “sesuatu” yang so far masih sebatas usil, iseng, hobi becanda gag jelas, hobi “bersuara” gag jelas pula…

dimulai dengan kenyataan bahwa semua orang penghuni rumahku (kecuali aku, dan gag minta!) yang pernah melihat (selalu dikasih lihat dari sudut pandang mata yang minim dan gag terlalu jelas) di rumah sisi depan dan mondar-mandir dari kamar tidur barat ke kamar tidur timur.

dimulai dengan kenyataan bahwa setiap kami memerlukan sesuatu yang pada saat itu bener-bener urgent dan mendadak barang tersebut gag tau di mana padahal kemaren di tempat A yang lalu keesokan harinya mendadak barang tersebut tergeletak dengan manisnya di tempat A (yang sudah berulang kali ditelusuri).

dimulai dengan kenyataan bahwa hampir semua tetangga kami (tetangga belakang rumah) pernah “ditemui” sosok tinggi besar berbaju putih rambut panjang yang mendadak menghilang masuk menembus tembok rumah kami dari arah barat.

dimulai dengan suara-suara berisik gag jelas setiap malam ketika masih ada yang begadang.

dimulai dengan kenyataan bahwa 2 keponakansku pernah nangis gag berhenti-henti dan baru berhenti begitu dibacakan ayat kursi.

dimulai dengan merinding disco setiap di rumah sendirian di malam hari dan dengan sok beraninya berkutat di area rumah yang bagian depan.

dimulai dengan riak-riak gag jelas di bak kamar mandi pas malam hari.

hna… sudah cukup bukan bukti-buktinya? ndak perlu diperjelas begitu donk…

trus ditambahi dengan pandangan mata yang mendadak terfokus ke satu arah dan memberi kesan ada “sesuatu” yang sedang “ada di tempat itu padahal gag ada siapapun yang terlihat mata manusiaku.

oalah aguuuusss… agus…

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: